Senin, 14 Safar 1446 H bertepatan dengan 19 Agustus 2024 M, SMKS
Hidayatullah Batam kembali membuktikan komitmennya dalam mencetak generasi yang
terampil dan kompeten dalam bidang tata boga. Pada hari itu, kegiatan praktik
mata pelajaran Produk Cake dan Kue Indonesia (PCKI) untuk kelas XI dan XII
sukses dilaksanakan dengan mengusung tema "Aneka Kue Indonesia."
Acara ini diselenggarakan di ruang praktik tata boga sekolah, di bawah
pengawasan langsung para guru serta didukung oleh berbagai fasilitas lengkap
yang disediakan sekolah.
Kegiatan praktik ini dibuka secara resmi oleh Kepala SMK Integral
Hidayatullah, Ustad Abdul Aziz, S.Pd.I. Dalam sambutannya, Ustad Abdul Aziz
menekankan pentingnya pendidikan vokasi seperti yang diberikan di SMK Integral
Hidayatullah. Menurut beliau, praktik seperti ini tidak hanya menambah wawasan santri
dalam hal keterampilan, tetapi juga
memperkuat karakter dan mentalitas kerja keras yang diperlukan dalam dunia
industri. "Kami berkomitmen untuk terus mendukung para santri dalam menggali potensi mereka, terutama di
bidang yang sangat spesifik seperti tata boga. Dunia industri makanan menuntut
para profesional yang tidak hanya ahli dalam keterampilan teknis, tetapi juga
kreatif dan inovatif," ujarnya.
SMK Hidayatullah Batam Berkomitmen Menjaga Warisan Kuliner Indonesia
Dalam praktik yang diikuti oleh seluruh santri kelas XI dan XII jurusan Tata Boga ini, mereka
diberikan tugas untuk membuat berbagai jenis kue tradisional Indonesia. Mulai
dari kue basah seperti klepon, serabi, dan onde-onde (nama-nama kue silahkan
diubah), hingga kue kering seperti nastar dan kue semprit, semua diolah dengan
bahan-bahan tradisional yang autentik. Tujuan dari praktik ini adalah untuk
mengenalkan kembali kepada para santri akan pentingnya melestarikan warisan kuliner
bangsa melalui kreasi mereka.
Ustazah Cindy selaku guru praktek vokasi, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya soal memasak, tetapi juga mengajarkan kepada santri
tentang nilai budaya dan sejarah yang terkandung dalam setiap kue yang mereka
buat. "Setiap kue memiliki cerita, dan dengan memahami proses pembuatannya, santri diharapkan dapat menghargai serta melestarikan kekayaan kuliner Indonesia yang kaya dan
beragam ini," kata Ustazah Cindy.
Proses Praktik yang Sistematis dan Terstruktur
Kegiatan praktik ini dimulai sejak pagi hari dan berlangsung selama
beberapa jam dengan mengikuti prosedur yang telah dirancang secara sistematis.
Setiap santri diberi kebebasan untuk memilih jenis kue yang akan mereka buat,
namun dengan panduan yang ketat mengenai penggunaan bahan, teknik pengolahan,
dan standar kebersihan. Dalam prosesnya, para santri dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk
memudahkan pengawasan dan evaluasi dari para guru.

Dalam sesi praktik ini, para santri menunjukkan keterampilan yang luar biasa,
mulai dari persiapan bahan hingga tahap penyajian. Mereka dengan teliti
mengikuti instruksi dan menunjukkan inisiatif dalam menciptakan variasi dari
resep-resep dasar yang telah diberikan. Perwakilan santri kelas XII, yakni Salma bersama rekan timnya,
mengaku sangat senang dengan kegiatan ini. "Saya sangat menikmati proses
pembuatan kue ini. Selain belajar tentang teknik yang benar, saya juga bisa
berkreasi dan mencoba hal-hal baru. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga
bagi saya," Pertanyataan selaras juga diungkapkan oleh peserta lain dari
kelas XI yakni Laura bersama timnya, bahwa mereka sangat senang mengikuti
kegiatan seperti ini dan berharap agar kegiatan tersebut rutin dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan mereka., jekas .
Evaluasi dan Apresiasi
Setelah semua kue selesai dibuat, tahap evaluasi pun dimulai. Para guru
mengevaluasi hasil karya santri berdasarkan beberapa kriteria, antara lain
rasa, tekstur, presentasi, dan kebersihan dalam proses pembuatan. Selain itu,
aspek kreatifitas juga menjadi poin penting dalam penilaian. "Kami tidak
hanya menilai dari segi teknik dan rasa, tetapi juga bagaimana santri bisa menampilkan inovasi dan kreativitas dalam
setiap kue yang mereka buat," uangkap guru pembimbing.

Kegiatan ditutup dengan sesi apresiasi di mana karya-karya terbaik
diberikan penghargaan. Penghargaan ini diberikan kepada beberapa kelompok
terbaik yang mampu menampilkan kue dengan kualitas dan inovasi yang tinggi.
Ustad Abdul Aziz dalam penutupannya juga memberikan motivasi kepada seluruh santri
untuk terus mengasah keterampilan mereka
dan tidak berhenti berinovasi. "Apa yang kalian capai hari ini adalah
bukti bahwa kalian memiliki potensi besar. Teruslah belajar dan berkarya,
karena di tangan kalianlah masa depan kuliner Indonesia akan terus
berkembang," pesan beliau.
Kegiatan praktik tata boga ini membuktikan bahwa SMKS Hidayatullah
Batam tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga sangat peduli pada
pengembangan keterampilan praktis yang diperlukan di dunia kerja. Melalui
kegiatan ini, santri tidak hanya belajar
bagaimana membuat kue, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang lebih dalam
tentang pentingnya melestarikan budaya kuliner Indonesia.
Dengan selesainya kegiatan ini, diharapkan para santri tidak hanya mendapatkan nilai akademis yang
baik, tetapi juga memiliki bekal keterampilan dan semangat untuk terus
berinovasi dalam bidang kuliner. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat terus
dilakukan secara berkesinambungan sebagai bagian dari upaya sekolah dalam
mencetak lulusan yang siap terjun ke dunia industri dengan kemampuan dan
karakter yang unggul.
SMKS Hidayatullah Batam telah menunjukkan bahwa dengan bimbingan yang
tepat dan fasilitas yang memadai, para santri mampu menghasilkan karya yang tidak hanya
dilihat dari sisi nilai angka, tetapi juga dapat mempertahankan nilai budaya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen sekolah dalam mencetak generasi yang
kompeten dan siap bersaing di dunia kerja, khususnya di bidang kuliner. (Penulis; Tim Admin)
SMK Islam Hidayatullah Batam